Senin, 05 Oktober 2015

LAU PAHIKUNG

Kain tenun Sumba, secara garis besar dibagi menjadi Hinggi yaitu kain untuk pria dan dan Lau untuk wanita. kain Tenun Sumba mempunyai peranan cukup penting dalam kultur adat masyarakat Sumba. Selain sebagai busana sehari-hari, kain tenun Sumba juga dipakai dalam tari-tarian pada pesta/upacara adapt, sebagai mas kawin, juga digunakan ketika ada upacara kematian.

Motif dan warna tertentu dalam kain Tenun menunjukan strata sosial pemakainya, juga sebagai lambang penghargaan terhadap suku, yang diharapkan dapat menghindarkan mereka dari gangguan alam, bencana, roh-roh jahat dan hal-hal buruk lainnya.

Keindahan kain Tenun Sumba, tidak lepas dari teknik pembutan dan motif yang ditampilkan, pada pembuatan Lau (sarung) Pahikung, motifnya disulamkan pada bagian bawah sarung. Proses pembuatan dengan menggunakan lidi untuk membantu menata benang dan motif.
Motif kain tenun Sumba, benar-benar menjadi simbol dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Terbagi dalam motif manusia, motif binatang, motif geometris dan motif kontemporer. Misalnya pada motif binatang, ayam menjadi perlambang kehidupan wanita ketika berumah tangga. Kuda menjadi lambing kekuatan dan kejantanan, sementara burung kakaktua yang berkelompok menjadi lambang persatuan dan musyarawah dalam adat.
Berikut ini beberapa contoh motif lau Pahikung.


Jika ada yang berminat untuk memiliki Lau Pahikung berikut, bisa menghubungi Ibu Stefani






Tidak ada komentar:

Posting Komentar